-->
  • Jelajahi

    Copyright © VERSITNEWS
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    SELAMAT BERGABUNG DI MEDIA ONLINE VERSIT NEWS - EDUKASI DAN INFORMASI PUBLIK
    SELAMAT BERGABUNG DI LAMAN MEDIA ONLINE VERSIT NEWS - EDUKASI DAN INFORMASI PUBLIK

    Ketua PCNU Karawang Kecam Keras Tayangan Trans7: “Santri dan Kiai Telah Dihina, Ini Luka Batin Umat!”

    VERSIT NEWS
    Selasa, 14 Oktober 2025, Oktober 14, 2025 WIB Last Updated 2025-10-14T15:28:06Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    KARAWANG | Versitnews.com — Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Karawang, H. Deden Permana, menyampaikan kekecewaan dan kemarahan mendalam terhadap salah satu tayangan di stasiun televisi nasional Trans7 yang dinilai telah menghinakan martabat santri, kiai, dan lembaga Pondok Pesantren di Indonesia.

    Dalam pernyataannya, H. Deden menegaskan bahwa isi tayangan tersebut tidak hanya tidak pantas, tetapi juga menciderai nilai-nilai moral dan kebangsaan yang selama ini dijaga oleh kalangan pesantren.

    > “Kami dari PCNU Karawang mengecam keras tayangan Trans7 yang telah melecehkan santri dan kiai. Ucapan pengisi suara dalam tayangan tersebut tidak mencerminkan etika bernegara dan menunjukkan rendahnya standar penelitian sebelum siaran,” tegas H. Deden dengan nada kecewa.

    Tayangan Tanpa Riset, Bentuk Penghinaan terhadap Tradisi Ilmu

    Menurut H. Deden, Trans7 seharusnya memiliki tim riset dan sensor internal yang mampu melakukan verifikasi data dan analisis pembanding sebelum menayangkan konten publik.
    Namun dalam kasus ini, tayangan tersebut justru menampilkan narasi yang menyesatkan dan mempermalukan komunitas pesantren di hadapan masyarakat luas.

    > “Konten seperti itu sangat berbahaya. Ia membentuk citra (image) seolah-olah santri dan kiai adalah kelompok yang tertinggal, padahal pondok pesantren telah menjadi garda terdepan dalam membangun peradaban bangsa ini, jauh sebelum Republik Indonesia merdeka,” ujarnya menegaskan.

    H. Deden menilai bahwa sikap abai terhadap etika penyiaran menunjukkan krisis moral di dunia media, yang seharusnya berfungsi sebagai pilar keempat demokrasi dan penjaga nilai kebangsaan.

    Santri dan Kiai: Benteng Moral Bangsa yang Tidak Boleh Dihina

    Lebih lanjut, Ketua PCNU Karawang mengingatkan bahwa pondok pesantren bukan hanya lembaga pendidikan agama, tetapi juga pusat penggemblengan karakter, moral, dan nasionalisme.
    Santri dan para kiai, katanya, memiliki andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan serta menjaga keutuhan NKRI dari masa ke masa.

    > “Santri dan kiai adalah benteng moral bangsa. Mereka berjuang tanpa pamrih untuk menjaga ajaran Islam yang rahmatan lil alamin, membina akhlak, dan mencetak generasi cinta tanah air. Maka ketika kehormatan mereka diinjak, yang terluka bukan hanya pesantren, tapi seluruh umat,” ungkapnya.

    Desakan Tegas: Trans7 Harus Bertanggung Jawab!

    H. Deden juga menyerukan agar pihak Trans7 segera meminta maaf secara terbuka kepada umat Islam, khususnya kalangan pesantren dan Nahdliyyin di seluruh Indonesia.
    Ia menilai bahwa permintaan maaf tidak cukup dilakukan secara simbolis, tetapi harus disertai evaluasi menyeluruh terhadap sistem redaksi dan etika penyiaran di stasiun televisi tersebut.

    Bahkan, ia menyampaikan himbauan keras kepada Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, agar meninjau ulang izin penyiaran Trans7 bila terbukti melanggar prinsip kode etik jurnalistik dan penyiaran.

    > “Kami meminta Presiden untuk menutup Trans7 bila terbukti melanggar prinsip penyiaran. Ini bukan soal marah-marah, tapi soal harga diri pesantren dan kehormatan para kiai. Kami para santri wajib membela ulama kami, karena mereka adalah guru bangsa,” tegas H. Deden.

    NU Karawang Siap Ambil Sikap Tegas

    Menutup pernyataannya, H. Deden menegaskan bahwa PCNU Karawang akan berkoordinasi dengan PWNU Jawa Barat dan PBNU di Jakarta untuk menyampaikan aspirasi resmi dan menempuh langkah hukum bila diperlukan.
    Ia menilai, kasus ini bukan hanya tentang satu tayangan televisi, tetapi tentang tanggung jawab moral seluruh media dalam menjaga keadaban publik dan menghormati lembaga pendidikan Islam.

    > “Kami tidak anti kritik, tapi kami menolak penghinaan. Media seharusnya menjadi sahabat umat, bukan alat yang melukai perasaan masyarakat pesantren,” pungkasnya.


    Pernyataan ini mencerminkan sikap moral PCNU Karawang sebagai bentuk pembelaan terhadap nilai-nilai luhur pesantren dan kebebasan beragama yang dijamin konstitusi.



    (Red)
    Komentar

    Tampilkan

    VERSIT NEWS

    MEDIA ONLINE - VERSIT NEWS - EDUKASI DAN INFORMASI PUBLIK

    NamaLabel

    +