masukkan script iklan disini
Padahal, jumlah sarjana di bidang kesehatan di wilayah Rengasdengklok relatif terbatas, dan bisa di hitung dengan jari. Namun, justru mereka tidak banyak terserap dalam penerimaan tenaga kerja rumah sakit tersebut. Warga menilai pihak manajemen RSUD lebih banyak merekrut tenaga kerja dari luar daerah Karawang.
Dari total 375 pemberkasan seleksi penerimaan calon tenaga kerja di RSUD Rengasdengklok, diperkirakan hanya ada 20-30 calon tenaga kerja asal Karawang yang masuk dalam daftar seleksi penerimaan calon pegawai di RSUD Rengasdengklok.
Endang macan kumbang, salah satu warga dan juga seorang kepala desa mengaku kecewa, “Kami kecewa, harusnya ada prioritas untuk warga sekitar, apalagi banyak lulusan kesehatan dari Rengasdengklok yang layak bekerja di rumah sakit ini,” ungkapnya.
Jika memang pihak RSUD Rengasdengklok, tak mau memberikan pernyataan resmi disertai bukti penerimaan tenaga kerja dengan penerimaan tenaga kerja yang memprioritaskan putra Karawang, maka masyarakat Rengasdengklok berencana akan menggelar aksi unjuk rasa di depan RSUD Rengasdengklok.
Masyarakat berharap Bupati Karawang menepati janji politiknya untuk memprioritaskan putra-putri daerah, dalam perekrutan tenaga kerja, salah satunya bisa bekerja di RSUD Rengasdengklok. Warga menegaskan, peluang kerja di fasilitas kesehatan pemerintah seharusnya bisa menjadi kesempatan bagi tenaga kesehatan lokal untuk mengabdi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat karawang.